Page 39 - Wanita Yang Haram Dinikahi
P. 39
Halaman 39 dari 50
shalat, kita sudah tidak bisa lagi berpatokan dengan
jadwal shalat berdasarkan kota tertentu. Yang jadi
masalah, bagaimana kita menetapkan waktu
shalatnya?
Prinsipnya kita tetap harus berpatokan dengan
menggunakan gejala alam, yaitu terbit dan
terbenamnya matahari, serta muncul fajar atau
hilangnya mega merah. Adapun jadwal shalat yang
selama ini kita gunakan, nampaknya sudah tidak lagi
akurat, kalau kita ada di dalam pesawat.
a. Waktu Dzhuhur dan Ashar
Bila kita terbang sebelum Dzhuhur dan baru
mendarat selewat Maghrib, maka kita bisa
melakukan keduanya di atas pesawat dengan cara
dijamak sekaligus diqashar, baik dengan jamak
taqdmin ataupun ta’khir.
Hanya saja untuk jamak taqdim kita agak kesulitan
untuk menetapkan kapan masuknya waktu Dzhuhur.
Hal itu karena masuknya waktu Dzhuhur ditandai
dengan mulai bergesernya matahari ke arah Barat
dari yang awalnya tepat di atas kepala. Masalahnya,
di dalam kabit pesawat kita tidak bisa melihat tegak
lurus ke atas karena terhalang atap pesawat.
Maka untuk kepastiannya, kedua shalat itu kita
lakukan dengan jamak ta’khir, yaitu kedua shalat itu
kita kerjakan di waktu Ashar. Alasannya karena lebih
mudah untuk mengetahui waktu Ashar daripada
waktu Dzhuhur. Waktu Ashar ditandai dengan
panjang bayangan suatu benda telah melebihi
panjang benda itu sendiri. Dan ini bisa dengan mudah
muka | daftar isi